Meskipun manusia dilahirkan sebagai orang yang bebas, ia akan terikat pada banyak hal dalam hidupnya dengan hidup bermasyarakat. Sebagai makhluk sosial, kita perlu berinteraksi dengan manusia lain. Ketika seseorang berada di tengah-tengah masyarakat, ia harus menggunakan dan mengikuti berbagai aturan dan norma yang berlaku di masyarakat tempat ia berada.
Seperti pepatah “Dimana bumi dipijak disitu langit akan terbit“Norma dan aturan merupakan bentuk kontrol sosial. Hal ini sangat diperlukan dalam masyarakat karena kita hidup diantara sesama.
Tanpa kontrol sosial, kehidupan masyarakat dan negara akan berantakan, kejahatan bisa merajalela, sendi-sendi kehidupan akan lumpuh, kacau, tidak menentu dan berujung pada kekacauan.
Definisi kontrol sosial
Kontrol sosial merupakan bentuk dasar dari solidaritas sosial dan adaptasi dalam suatu masyarakat untuk menghilangkan penyimpangan. Hal ini diperlukan dalam mengendalikan perilaku, sikap dan tindakan seseorang untuk menyeimbangkan situasi sosial di sekitarnya.
Tujuan dari kontrol sosial adalah agar anggota masyarakat memiliki batasan-batasan agar norma dan aturan yang ada dalam masyarakat diterapkan dan dilaksanakan dengan benar. Jika seseorang menyimpang dari norma dan hukum sosial dalam masyarakatnya, ia akan dihukum.
Tergantung pada tingkat penyimpangan dan pelanggaran orang tersebut, hukumannya bisa ringan tetapi bisa berat. Kontrol sosial adalah upaya individu dan kelompok untuk memaksa individu mengikuti dan menginternalisasi nilai, aturan, dan norma yang berlaku di lingkungan atau kelompoknya.
- Mannheim (1940), kontrol sosial adalah seperangkat metode yang dapat digunakan untuk mempengaruhi perilaku individu dalam rangka mencapai ketertiban sosial.
- Menurut Fairchild (1934), kontrol sosial adalah suatu proses yang membantu masyarakat mempertahankan kesesuaian dengan individu dan kelompok.
- Roucek (1947), mengemukakan bahwa kontrol sosial merupakan kombinasi dari berbagai proses terencana dan tidak terencana yang diajarkan sebagai bentuk penyesuaian individu terhadap nilai-nilai kelompok.
- Horton dan Hunt (1964), kontrol sosial adalah proses lengkap dimana masyarakat dapat memberikan anggotanya rasa aman dan mendorong kesesuaian di masa depan.
- Roberts (1991), mengacu pada kontrol sosial, teknik dan strategi yang digunakan untuk mengatur perilaku manusia dalam masyarakat.
Fungsi kontrol sosial
- Memaksa seseorang untuk mengikuti keputusan sosial.
- Menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
- Membantu orang memilih perilaku dan memenuhi keinginan mereka untuk situasi sosial.
- Membantu orang untuk berinteraksi dengan baik dengan lingkungannya.
- Menjadi pedoman bagi masyarakat dalam memenuhi peran sosialnya.
- Membantu mengurangi ketegangan dan konflik yang mungkin terjadi antar anggota.
- Menciptakan kerukunan dalam masyarakat
Jenis-jenis kontrol sosial
- Kontrol langsung dan tidak langsung
Karl Mannheim menyatakan bahwa kontrol sosial dapat bersifat langsung atau tidak langsung. Kontrol langsung biasanya dilakukan oleh kelompok utama seperti keluarga, teman sebaya, yang dapat secara langsung memuji atau mengkritik orang yang dituju.
Kontrol tidak langsung adalah kontrol yang biasanya dilakukan oleh kelompok sekunder seperti tradisi, adat istiadat, institusi.
- Kontrol positif dan negatif
Menurut Kimble Young, kontrol positif biasanya berupa pujian, hadiah, ketenaran, dan rasa hormat, sedangkan kontrol negatif berupa kritik, hukuman, dan rasa malu.
- Kontrol sosial dengan tekanan dan simbol
Pengendalian dilakukan dengan memberikan tekanan kepada anggota menggunakan simbol-simbol khusus. Penekanan ini bisa dalam bentuk pujian, hadiah, tatapan penuh kebencian, kritik, iklan dan banyak hal lainnya.
- Kontrol sadar dan tidak sadar
Bernard membagi kontrol sosial menjadi dua kategori: sadar dan tidak sadar. Kontrol sadar dibentuk oleh masyarakat sebagai tatanan hukum yang dapat ditegakkan.
Kontrol tidak sadar biasanya terjadi tanpa kesadaran atau niat orang tersebut, seperti adat dan tradisi dimana kita secara otomatis melakukan sesuatu secara tidak sadar karena sudah menjadi tradisi.
- Kontrol formal dan informal
Kontrol formal ditulis, dirancang, dan diatur oleh otoritas, misalnya peraturan yang dibuat oleh pemerintah untuk mengontrol masyarakat. Kontrol informal adalah aturan dan peraturan tidak tertulis yang diberlakukan oleh orang yang tidak berwenang, misalnya opini publik dan kritik.
- Kontrol dan operasi konstruktif
Pendidikan adalah bentuk kontrol konstruktif sedangkan ancaman, intimidasi, penyensoran, budaya pembatalan adalah bentuk kontrol eksploitatif.
- Kontrol nyata dan buatan
Kontrol nyata adalah kontrol yang diberikan masyarakat kepada orang-orang agar orang mengikuti dan mematuhi undang-undang yang berlaku karena takut akan hukuman jika melanggar undang-undang ini.
Kontrol buatan adalah kontrol yang muncul sebagai kesadaran pribadi dari orang yang bersangkutan tanpa ada paksaan dari masyarakat.
Setiap kelompok sosial, baik kecil maupun besar, menggunakan mekanisme yang berbeda untuk mengontrol perilaku anggotanya. Tujuan pelaksanaan pengendalian sosial bisa berbeda-beda, tetapi tujuan utamanya adalah untuk mencapai keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat serta menghindari penyimpangan.
Pengendalian sosial secara preventif dapat dilakukan sebelum terjadi penyimpangan, misalnya orang tua dan sekolah memberikan informasi tentang kesehatan reproduksi dengan harapan remaja lebih memahami bagaimana menjaga kesehatan organ reproduksinya sehingga dapat terhindar dari dampak negatif gratis. perilaku seksual