Menurut Ferdinand de Saussure (Chaer, Abdul, 2007:287), jelas bahwa makna adalah “persepsi” atau “konsep” yang dimiliki atau hadir dalam suatu tanda linguistik.
Jika tanda kebahasaan menganggap identitasnya sama dengan sebuah kata atau kosa kata, maka maknanya adalah pengertian atau konsep yang dimiliki oleh setiap kata atau kosa kata.
Jika suatu tanda kebahasaan dicirikan oleh suatu morfem, itu berarti makna, pengertian, atau konsep yang dimiliki oleh setiap morfem, baik yang disebut morfem dasar maupun morfem tambahan.
1. Arti harfiah
Makna literal adalah makna yang dimiliki atau ada dalam kosa kata, bahkan tanpa konteks apa pun.
Contoh:
- Kosakata Kuda Ini memiliki arti harfiahSejenis hewan berkaki empat yang biasa ditunggangi“
- Kosakata Pensil arti harfiahJenis alat tulis yang terbuat dari kayu dan arang“
- Kosakata Air arti harfiahJenis cairan yang biasa digunakan untuk kebutuhan sehari-hari“
2. Arti tata bahasa
Makna gramatikal adalah makna yang hanya ada jika ada proses gramatikal seperti afiksasi, reduplikasi, pemajemukan, atau pembentukan kalimat.
Contoh:
- Proses pembubuhan awalan Pada–
- dasar Gaun Ini menciptakan makna tata bahasaBerdandan atau berdandan“
- dasar Kuda Ini menciptakan makna tata bahasaberkuda“
- dasar rekreasi Ini berarti “tata bahasa”.Selamat bersenang-senang“
- Proses komposisi
- dasar sati Dan Ayam Ini menciptakan makna tata bahasaKomponen“
- dasar Madura Ini berarti “tata bahasa”. Garis keturunan“
- dasar kue beras Ini berarti “tata bahasa”.Campuran“
- dasar Pak Kumis (nama pedagang sate terkenal di Jakarta) memunculkan makna gramatikal.palsu“
- proses sintaksis
- Sintaks kata adik laki-laki – adik laki-laki, TendanganDan Bola Dalam sebuah kalimat, saudara menendang bola masuk akal secara tata bahasa adik laki-laki – adik laki-laki Cara “berkomitmen“, Tendangan Cara “aktif“Dan Bola Cara “Target“
- sintaksis adik laki-laki – adik laki-laki, MenulisDan surat Itu menciptakan makna tata bahasa adik laki-laki – adik laki-laki Cara “berkomitmen“, Menulis Cara “aktif“, dan huruf itu berarti”Hasil“
3. Makna tekstual
Makna kontekstual adalah makna kata atau kata-kata dalam suatu konteks.
Contoh:
- Arti kata konteks Kepala Dalam kalimat berikut
- Rambut nenek belum memutih.
- Sebagai seorang manajer, dia seharusnya menegur siswa itu.
- Nomor telepon tercantum di header.
- Beras kepala lebih mahal dari beras biasa.
- Kepala paku dan kepala jarum tidak memiliki bentuk yang sama.
4. Arti referensial
Sebuah kata dalam arti referensial dikatakan memiliki referen atau rujukan. Kata-kata seperti Kuda, MerahDan Gambar Ada kata-kata yang memiliki makna referensial karena ada referensi di dunia nyata. suka kata-kata Dan, Atau Dan Karena Mereka adalah kata-kata yang tidak memiliki makna referensial karena mereka tidak memiliki referensi.
Contoh:
- Ani berkata kepada Ali: Saya bertemu Pak Ahmed pagi ini
Saya mengacu pada momen
- “Ah ya? Aku juga bertemu dengannya tadi pagi,” kata Ali.
maksud saya Ali
- “Dimana kau bertemu dengannya?” Amin bertanya: Sudah lama aku tidak melihatnya
Kata-kata saya mengacu pada Amin
5. Makna implisit
Makna implisit adalah makna asli, makna utama atau makna sebenarnya yang dimiliki sebuah kata.
Contoh:
- Kata babi berarti “sejenis hewan yang biasanya dipelihara untuk diambil dagingnya”.
- Kata kurus berarti “keadaan tubuh seseorang yang lebih kecil dari ukuran normal”.
- Kata kelompok berarti “sekelompok orang yang berkumpul dalam suatu kesatuan”.
6. Makna konseptual
Makna konotatif adalah makna lain yang ditambahkan pada makna konotatif yang berkaitan dengan nilai rasa seseorang atau sekelompok orang yang menggunakan kata tersebut.
Contoh:
- Kata babi memiliki konotasi negatif bagi orang-orang yang beragama Islam atau dalam masyarakat Islam, mendengar kata ini menimbulkan perasaan atau emosi yang tidak menyenangkan.
- Kata ramping memiliki konotasi netral yang berarti tidak sebanding dengan rasa yang enak.
- Kata kurus yang sebenarnya merupakan sinonim dari kurus memiliki arti positif dari nilai rasa enak, jika dikatakan kurus orang akan senang.
- Kata kurus yang sebenarnya merupakan sinonim dari kurus dan kurus berkonotasi negatif dengan nilai rasa yang tidak enak, orang akan merasa tidak enak jika dikatakan tubuhnya kurus.
7. Makna konseptual
Makna konseptual adalah makna yang dimiliki sebuah kata terlepas dari konteks atau hubungan apa pun.
Contoh:
- Kata kuda memiliki arti konseptual “sejenis binatang berkaki empat yang biasa ditunggangi”.
- Kata rumah berarti “bangunan untuk tempat tinggal manusia”.
8. Arti asosiasi
Makna asosiatif adalah makna yang dimiliki sebuah kata dalam hubungannya dengan sesuatu di luar bahasa.
Contoh:
- Kata melati dikaitkan dengan sesuatu yang sakral atau sakral
- Kata merah dikaitkan dengan “berani” atau “komunis”.
- Kata buaya dikaitkan dengan “jahat” atau “jahat”.
9. Arti kata
Makna sebuah kata adalah makna yang jelas jika kata tersebut sudah ada dalam teks kalimat atau konteks situasi.
Contoh:
- Tangannya terluka karena pecahan kaca.
- Tangannya terluka karena pecahan kaca.
Kata tangan dan lengan sebagai kata, artinya biasanya dianggap sama atau memiliki arti yang sama.
10. Arti istilah
Arti istilah pasti, jelas bahwa bahkan tanpa konteks kalimat, tidak ada keraguan.
Contoh:
- Tangannya terluka karena pecahan kaca.
Tangan berarti bagian dari pergelangan tangan sampai ke jari-jari.
- Tangannya terluka karena pecahan kaca.
Lengan berarti bagian dari pergelangan tangan hingga pangkal bahu.
Oleh karena itu, kata tangan dan lengan tidak identik dengan istilah medis karena artinya berbeda.
11. Makna idiomatik
Idiom adalah kalimat yang maknanya tidak dapat diprediksi baik secara leksikal maupun gramatikal.
Contoh:
- Wajah “jual gigi” berarti “tertawa keras”.
- Konjugasi kerja keras berarti kerja keras.
- Bentuk meja hijau berarti lapangan.
- Bentuk “sebelumnya atap seng” berarti “tua”.
12. Arti dari pepatah
Berbeda dengan idiom yang maknanya tidak dapat diprediksi secara leksikal atau gramatikal, peribahasa memiliki makna yang masih dapat ditelusuri atau ditelusuri dari makna unsur-unsurnya karena adanya keterkaitan antara makna asal dengan maknanya sebagai peribahasa.
Contoh:
- Pepatah “seperti anjing dengan kucing” berarti “dua orang tidak pernah akut”
- Pepatah “tong kosong membuat suara keras” berarti “orang yang banyak bicara biasanya tidak diberitahu.”